oleh

Dituding Belum Lunasi Upah Kepala Tukang, Oknum Kontraktor Ini Bilang Begini

-RAGAM-2,077 views

BONE – Proyek pembangunan Jaringan Irigasi D.I Turucinnae, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone yang rampung dikerjakan PT Atta Pratama pada 2021 lalu, kini menjadi sorotan. Kepala tukang pada proyek pembangunan tersebut mengaku belum menerima upah sesuai kesepakatan.

Hal itu disampaikan Surianto kepala tukang pada proyek tersebut dalam surat yang diterima media ini pada Jumat malam (28/3/2025).

“Saya merasa dirugikan, proyek tersebut telah lama selesai pengerjaannya dan dananya diduga telah dicairkan 100 persen oleh PT Atta Pratama, namun sebagai penanggung jawab ibu Idar tidak melakukan pelunasan terhadap pekerjaan yang telah kami selasaikan,” kata Surianto dalam surat tersebut.

Sementara itu, Ketua LSM Lamellong Muh Rusdi selaku delegasi pak Surianto mengaku proyek tersebut anggarannya besar sekitar 2 milyar, besaran tagihan yang belum dilunasi oleh penanggung jawab kepada bapak Surianto sebesar Rp 85.000.000

“Saya sering berupaya menjembatani komunikasi dengan Ibu Idar, sepertinya tidak ada upaya untuk menyelesaikan gajinya tukang, kasian tukang mereka hanya cari makan bukan untuk memperkaya diri, dan yang bersangkutan bapak Surianto dalam kondisi sakit, jadi ini memang perlu perhatian,” jelasnya.

Rusdi menambahkan semoga yang bersangkutan segera menyelesaikan gaji tukang, “Kalau tidak ada niat baik untuk membayarkan, kami akan menempuh jalur hukum,” tegasnya.

Sementara itu, Ibu Idar yang dikonfirmasi mengaku selama 2021 sampai saat ini masih beritikad baik untuk menyelesaikan hutang kepada pak Surianto.

“Saya selalu beritikad baik, yang pertama harus nyicil, kenapa demikian karena pekerjaan tersebut rugi, saya  mengalami kerugian besar diapun tahu itu. Telah disampaikan ke Pak Surianto saya akan cicil, itupun kami sepakati,” jelasnya Sabtu (29/3).

Kalau murni upah tukang, kewajiban saya di Surianto itu bukan 85 juta, tetapi sisa 29 juta lebih dicatatan dan bukti transfer saya. 50 Juta lebih itu bukan upah tukang tetapi penyampaiannya ada meterial yang masuk.

“Dimanah dalam pekerjaan proyek itu pak Surianto dan saya berhitung sukkon, keputusannya berhitung permeter, jadi saya tidak perlu tahu berapa material yang masuk, kalau kewajibannku secara profesional dalam hitungan permeter itu 29 juta lebih,” sambungnya.

Upah tukang supkon saja, saya diangka hampir 1 Milyar belum alat berat dan lain lain, mereka tahu ini proyek 2 Milyar, orang di Turucinnae tahu bahwa kontraktornya itu rugi, dengan kerugian sebesar sekitar 600 juta, tapi kewajibanku tetap saya bayar.

“Saya selalu beritikad baik, komunikasi  menyampaikan apa yang terjadi, kenapa dua tahun ini mandek mandek, saya bayar sedikit pak surianto, karena Pemda tidak lancar pembayarannya ke saya, karena lagi defisit, sebagai rekanan kita mengerti juga dengan kondisi pemerintah,” katanya.

Sekali lagi saya sama pak Surianto, kami berbicara tukang, jadi khusus untuk upah tukang sisanya 29 juta lebih dari hampir 1 Milyar.

“Untuk menyelesaikan ini alangkah baiknya kita kembali duduk bersama, karena selama ini kalau ada uang ku pasti saya transferkan ke pak Surianto, karena hutang piutang wajib dilunasi, makanya saya cicil,” tutupnya. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan