Bone, 06 April 2021
Oleh : A. Wahyudi Taqwa, SE
Wakil Ketua DPRD Kab. Bone.
Fokusrakyat.com, BONE – Sejarah lokal Sebagi salah satu sejarah nasional yang banyak memiliki pembahasan yang perlu diketahui oleh masyarakat terutamanya generasi muda. Diskusi tentang sejarah lokal maka pertama kali muncul dalam benak seseorang adalah, didalam pembahasannya mengandung mitos.
Dalam sejarah lokal yang sangat beragam, setiap daerah memiliki sejarah lokal masing- masing meskipun sekali lagi muncul kenyataan bahwa dalam sejarah lokal di indonesia mereka sering mengambarkan kondisi awal sebuah wilayah didirikan dengan jalan yang tidak mudah, berdiri tegaknya suatu daerah harus di topang oleh sosok pemimpin yang ideal “ getteng, lempu, ada tongeng” di Sulawesi selatan sebagai suatu kajian sejarah lokal yang kental, banyak kerajaan – kerajaan yang muncul sebagi penguasa di tanah Sulawesi.
Salah satu contohnya adalah kerajaan bone yang merupakan salah satu kerajaan besar yang berdiri sejak abad ke XIV. Hari jadi Bone ini bukanlah sebuah momentum tahunan semata akan tetapi sebagai momentum historis patriotic tentang meleburnya keegaliterian masyarakat bone secara fundamental untuk membangun peradaban baru di Sulawesi selatan pada masanya. Bone tidak menjadi teritorial ataupun kerajaan semata, tetapi menjadi semangat juang yang terwujud dalam prinsip assibone-an.
Merefleksi hari jadi bone yang ke 691 ini, ditengah banyaknya fenomena fenomena sosial yang terjadi ditengah masyarakat salah satunya adalah fenomena global pandemic yang melanda dunia tentunya sebagai warga bone yang menjujung nilai nilai mallilu sipakainge saling mengingatkan satu sama lain tentang danpak dari pada pandemic ini, ya tutu ya upe,ya capa ya cilaka sebagai tema yang diangkat pemerintah daerah dalam peringatan hari jadi bone tahun ini, sebagai bentuk implementasi dari pada melawan pandemic ini.
Ya tutu ya upe, ya capa ya cilaka tidaklah sebagi pesan moril sebagai resolusi naratif menghadapi pandemic, tetapi juga sebagai ajakan untuk senantiasa menempatkan ketelitian dalam bertindak disetiap sendi kehidupan bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
Dalam rangka hari jadi bone tahun ini maka sepatutnya lah kita berbenah, kembali ke kultur kita yang telah terkikis oleh zaman nilai nilai ke bone-an kita yaitu mabbulo sipeppa kembali kita impementasikan nilai itu untuk kemajuan daerah yang kita cintai ini,bone itu bukan milik siapa-siapa, tapi milik segenap orang bone, baik yang menetap dibone itu sendiri maupun yang diluar daerah bone, semuanya berkewajiban untuk menanamkan paseng dari lelulur kita
Sebagai generasi penerus, sepantasnya lah kita menanamkan nilai nilai pesan yang disampaikan oleh leluhur kita, salah satunya adalah, getteng, lempu na ada tongen, inilah yang menjadi dasar kita dalam melakoni roda kehidupan. Dan kita akan kembali mengkultuskan sifat-sifat ke bone-an itu.
Dan yang paling menarik fenomena sosial yang terjadi disekitar kita adalah adanya perbedaan-perbedaan pendapat terkait hal-hal yang dianggap tidak urgen,yang kemudian akan menjadi pemutus tali silaturahim kita sesama orang bone baik yang sesama legislative, eksekutif maupun sesama masyarakat itu sendiri, maka hal yang demikan dalam peringatan hari jadi bone tahun ini, hendaklah kita berbenah bahwa kita kita itu satu, bone milik kita semua, dan semua bertanggung jawab untuk mewujudkan masyarakat yang sejahterah.
Seyogyanya kita harus saling mengingatkan, mensupport satu sama lain demi tegaknya cita-cita leluhur kita. Ini lah kemudian menjadi dasar piker kita memperingati hari jadi Bone ke-691, untuk dijadikan sebagi sebuah momentum kebangkitan dalam menanamkan prinsip-prinsip ke Bone-an kita, sebagai putra-putrinya agar KEMBALI KE BONE KITA SEMUA. Kembali kepada kejayaannya, kembali ke pegabdiannya, kembali ke kemandiriannya, dan kembali ke sejahtraannya…Akhir kata…
“laoni mai siatting lima, sitonra ola tessibelleang”
Wassalam….
Komentar